Materi IPAS Kelas 4 Bab 5: Cerita Tentang Daerahku

Materi IPAS Kelas 4 Bab 5: Cerita Tentang Daerahku

Dalam Materi IPAS Kelas 4 Bab 5: Cerita Tentang Daerahku, siswa diajak untuk mengenal lebih dalam tentang asal-usul, keunikan, sejarah, serta peradaban yang berkembang di daerah masing-masing.

Materi ini penting karena membantu siswa memahami identitas daerahnya serta membangun rasa cinta terhadap lingkungan sekitar dan bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Apa Saja yang Dibahas Pada Materi IPAS Kelas 4 Bab 5: Cerita Tentang Daerahku?

Materi IPAS Kelas 4 Bab 5 membahas tentang pengenalan daerah melalui berbagai aspek, mulai dari sejarah, geografis, budaya, hingga capaian dan peradaban yang pernah ada. 

Membahas tentang cerita daerah tidak hanya sebatas mengenal nama-nama tempat, tapi juga memahami bagaimana interaksi masyarakat dengan lingkungan sekitarnya, bagaimana perubahan sosial dan budaya yang terjadi, serta mengenal lebih dekat dengan berbagai peninggalan sejarah yang menjadi saksi bisu perjalanan waktu di suatu daerah.

Melalui pembahasan ini, siswa diharapkan mampu membangun rasa ingin tahu yang lebih besar tentang daerahnya, sehingga ia tidak hanya menyimak cerita dari masa lalu, tapi juga mampu mengaitkannya dengan kehidupan saat ini dan merancang mimpi serta harapan untuk masa depan daerahnya.

1. Kerajaan Hindu Budha Beserta Peninggalannya di Indonesia

Salah satu topik menarik dalam Materi IPAS Kelas 4 Bab 5 adalah pembahasan tentang Kerajaan Hindu-Buddha yang pernah berkembang di Indonesia. Kerajaan-kerajaan ini telah meninggalkan jejak signifikan yang hingga kini masih dapat kita saksikan. 

Misalnya, Candi Borobudur yang merupakan warisan Buddhisme, Candi Prambanan yang memperlihatkan kemegahan Hinduisme, hingga berbagai prasasti yang menceritakan kisah kejayaan masa itu.

Pembelajaran tentang kerajaan Hindu-Buddha tidak hanya sebatas mengenal peninggalan fisiknya, tapi juga memahami nilai-nilai serta ajaran yang dibawanya. 

Kita dapat belajar bagaimana nilai-nilai toleransi dan kerukunan beragama telah ditanamkan sejak lama, cara masyarakat masa itu memperoleh penghidupan, berdagang, hingga kebijakan para raja dalam memerintah kerajaannya.

2. Kerajaan Islam Beserta Peninggalannya di Indonesia

Selain era Hindu-Buddha, Materi IPAS Kelas 4 Bab 5 juga membahas tentang masa kedatangan dan penyebaran Islam di Indonesia, serta kerajaan-kerajaan Islam yang berdiri dan berkembang beserta peninggalannya. 

Salah satu yang paling terkenal adalah Kerajaan Samudra Pasai sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia. Berbagai masjid kuno, seperti Masjid Agung Demak, menunjukkan sejarah awal penyebaran Islam di tanah Jawa.

Belajar tentang kerajaan Islam memberikan pelajaran tentang bagaimana Islam masuk dan berkembang di Indonesia tidak melalui penaklukan, tapi melalui perdagangan dan perkawinan. Ini menunjukkan tentang pentingnya toleransi, kerukunan, dan kebijaksanaan dalam beragama. 

Peninggalan-peninggalan tersebut tidak hanya sebagai bukti fisik kebesaran masa lalu, tapi juga sebagai sarana untuk memahami bagaimana nilai-nilai luhur dapat membimbing masyarakat menuju keharmonisan dan kemajuan.

Simak Materi IPAS Kelas 4 Bab 5: Cerita Tentang Daerahku Selengkapnya di Bawah ini:

A. Kerajaan Bercorak Hindu-Budha di Indonesia

Pada abad ke-4 M, India dan Indonesia mulai membangun hubungan yang intensif. Hal ini ditandai dengan masuknya pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia, yang dibawa oleh para pedagang India. Mereka memperkenalkan ajaran Hindu dan Budha kepada masyarakat di Nusantara melalui jalur perdagangan. Hubungan yang terjalin tidak hanya bersifat perdagangan, tapi juga budaya dan agama.

Kerajaan Bercorak Hindu-Budha ini pertama kali berkembang di daerah Sumatera dan Jawa. Meskipun demikian, pengaruhnya kemudian meluas hingga ke berbagai wilayah lainnya di Nusantara.

Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai, berpusat di Kalimantan Timur, adalah kerajaan Hindu tertua yang dikenal di Indonesia, tercatat dalam sejarah sejak abad ke-4 Masehi. Kerajaan ini dikenal melalui penemuan tujuh prasasti Yupa yang menceritakan tentang aktivitas ritual keagamaan. 

Prasasti-prasasti tersebut menjadikan Kerajaan Kutai sebagai bukti awal dari penerimaan dan penyebaran agama Hindu di Nusantara. Meski tak banyak catatan sejarah yang menggambarkan secara rinci, namun lewat prasasti diduga kuat bahwa Kerajaan Kutai memiliki sistem pemerintahan yang terstruktur dengan raja sebagai kepala negara dan pemuka agama.

Kehidupan masyarakat Kutai dipercayai sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai Hindu, terlihat dari sistem kasta dan ritual keagamaan yang mereka jalankan. Kemungkinan, penduduknya terlibat dalam perdagangan maritim, yang menjadikan kerajaan ini salah satu pusat perdagangan penting di kawasan itu pada masanya.

Keruntuhan Kerajaan Kutai masih menjadi misteri namun diperkirakan berkaitan dengan bencana alam dan pergeseran jalur perdagangan.

Kerajaan Tarumanegara

Berlokasi di Jawa Barat, Kerajaan Tarumanegara menjadi bukti keberadaan peradaban Hindu-Budha yang menyatu dengan kebudayaan lokal Sundanese kuno. Berdasarkan prasasti yang ditemukan, seperti Prasasti Tugu yang berangka tahun 358 Masehi, Tarumanegara telah memiliki sistem penyelenggaraan negara yang baik di bawah kepemimpinan Rajadirajaguru Jayasingawarman. 

Kerajaan ini dikenal atas kemampuannya dalam mengelola sumber daya air melalui pembangunan waduk dan kanal, yang menandakan tingkat peradaban yang tinggi pada masa itu.

Tarumanegara juga mencatatkan diri sebagai pusat pendidikan agama Hindu-Budha, dengan para pendeta dan rahib yang datang dari India untuk mengajar. Kesusastraan, kebudayaan, dan bahkan ekonomi, berkembang pesat di bawah pengaruh kedua agama tersebut.

Keruntuhan Tarumanegara diperkirakan terjadi sekitar abad ke-7 Masehi, seiring dengan munculnya kerajaan-kerajaan baru di Jawa yang turut membawa pengaruh Hindu-Budha.

Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya, yang berpusat di Palembang, Sumatera Selatan, merupakan salah satu kekuatan maritim terbesar di Asia Tenggara. Berdiri sekitar abad ke-7 Masehi, kerajaan ini berhasil mengontrol jalur perdagangan penting antara China dan India. 

Sriwijaya juga dikenal sebagai pusat pembelajaran agama Buddha, tempat bertemunya para pelajar dan pendeta dari berbagai penjuru Asia untuk mempelajari agama Buddha Mahayana dan Vajrayana.

Peradaban Sriwijaya mencerminkan kejayaan dari aspek politik, ekonomi, dan budaya. Melalui penelitian arkeologis, ditemukan banyak sekali candi dan inskripsi yang menunjukkan bahwa agama Buddha sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. 

Selain itu, kerajaan ini juga terlibat dalam aktivitas perdagangan maritim yang luas, menjadikan Sriwijaya sebagai salah satu pusat perdagangan penting di kawasan tersebut. Kemerosotan Sriwijaya dimulai pada abad ke-11 seiring dengan melemahnya kontrol atas jalur perdagangan dan serangan dari kerajaan lain.

Kerajaan Kalingga

Kerajaan Kalingga, terletak di Jawa Tengah, merupakan salah satu kerajaan bercorak Hindu-Budha yang muncul sekitar abad ke-6 Masehi. Kerajaan ini memiliki seorang ratu yang legendaris, yaitu Ratu Shima, yang dikenal karena keadilan dan kebijaksanaannya. 

Disebutkan dalam banyak prasasti, Kalingga memperlihatkan kehidupan masyarakat yang damai dan makmur, dengan sistem pemerintahan dan hukum yang terstruktur.

Kalingga tidak hanya berperan dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban sosial, tetapi juga secara aktif mengembangkan perdagangan dan pertukaran budaya dengan kerajaan lain. Meskipun informasi mengenai kerajaan ini terbatas, para ahli yakin bahwa perdagangan dengan negara lain, termasuk dengan India dan China, memainkan peran penting dalam ekonomi Kalingga. 

Dengan kematian Ratu Shima, kerajaan ini mengalami kemunduran dan pada akhirnya lenyap, namun tinggalan-tinggalannya masih dapat ditemukan dan menjadi subjek penelitian arkeologis hingga hari ini.

Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno, yang juga berkedudukan di Jawa Tengah dan kemudian berpindah ke Jawa Timur, merupakan salah satu kerajaan Hindu-Budha yang dominan di periode 8 hingga abad ke-10 Masehi. 

Kerajaan ini terkenal melalui peninggalan arsitektural megah seperti Candi Prambanan dan Candi Borobudur yang mewakili puncak estetika dan spiritualitas Hindu-Budha di Jawa.Pengaruh kerajaan ini terasa luas hingga ke wilayah lain di Nusantara, tercermin dari interaksi mereka dengan Bali, Sumatera, hingga Filipina.

Pada masa kejayaannya, Mataram Kuno dikenal dengan sistem administratifnya yang canggih dan penaklukan wilayah yang meluas. Peninggalan berupa prasasti dan candi memberikan bukti tentang aktivitas ekonomi, sosial, dan kebudayaan yang berkembang selama periode itu.

Kemunduran kerajaan ini diperkirakan akibat erupsi Gunung Merapi yang mengubah landskap lokal dan memaksa penduduk untuk migrasi, yang pada akhirnya memberi jalan kepada munculnya Kerajaan-kerajaan Jawa Timur.

Kerajaan Kediri

Terbentuk sekitar awal abad ke-11 Masehi, Kerajaan Kediri mengambil alih kekuasaan di Jawa setelah kejatuhan Mataram Kuno. Kediri dikenal sebagai pusat kebudayaan dan sastra, yang menghasilkan karya-karya epik seperti Kakawin Bharatayuddha, Arjunawiwaha, dan Sutasoma. 

Kediri tidak saja menjadi pusat kebudayaan tapi juga pusat perdagangan yang penting dengan komoditas utama seperti rempah-rempah yang menarik pedagang dari seluruh Asia dan bahkan dari Timur Tengah.

Pada masa pemerintahan raja-raja seperti Airlangga dan Kameswara, Kediri mengalami peningkatan dalam produksi pertanian dan perdagangan, yang menyebabkan ekonomi kerajaan ini berkembang pesat. 

Meskipun demikian, Kediri menghadapi serangkaian konflik internal dan eksternal yang pada akhirnya membagi kerajaan menjadi dua yaitu Daha dan Jenggala, yang menjadi prekursor bagi munculnya kerajaan berikutnya.

Kerajaan Singasari

Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222 Masehi di Jawa Timur dan merupakan sebuah dinasti singkat yang bertahan hingga 1292 Masehi. Kerajaan ini merupakan hasil reunifikasi Jenggala dan Kediri, dan dikenal akan penguasaannya yang kuat seperti Kertanegara, yang memajukan kerajaan Singhasari menjadi negara yang berpengaruh di kawasan regional. 

Faktanya, ekspedisi Pamalayu yang dilakukan pada masa pemerintahan Kertanegara bertujuan untuk mengamankan rute perdagangan dan mengembangkan wilayah pengaruh Singasari.

Candi Singosari, yang berdiri hingga kini, adalah bukti kemajuan seni dan arsitektur pada masa kerajaan ini. Singasari juga banyak mencatatkan diplomasi dan ekspedisi militer, yang menunjukkan bahwa kerajaan ini memiliki kekuatan militer yang mumpuni. Setelah kematian Kertanegara, terjadi perebutan kekuasaan yang menyebabkan munculnya kerajaan penerus, yakni Majapahit.

Kerajaan Majapahit

Majapahit merupakan puncak dan perwujudan akhir dari kerajaan bercorak Hindu-Budha di Indonesia dengan masa puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Hayam Wuruk dan patihnya, Gajah Mada. 

Dibentuk pada tahun 1293 Masehi, Majapahit dengan cepat melebarkan pengaruhnya hingga ke sebagian besar wilayah Indonesia saat ini, dan sebagian Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina selatan, dan Thailand bagian selatan. 

Karya sastra seperti "Nagarakretagama" dan "Pararaton" memberikan informasi terperinci tentang berbagai aspek kerajaan.

Kejayan Majapahit tidak hanya tercermin dari wilayah kekuasaannya yang luas, tetapi juga dari budaya, seni, dan sastra yang berkembang di era itu. Peninggalan-peninggalannya, seperti Candi Trowulan di Mojokerto, menjadi saksi bisu sebuah kerajaan yang pernah bertahan selama dua abad lebih. 

Kejayaan ini berakhir seiring meningkatnya kekuatan Kesultanan Malaka dan munculnya Kerajaan Islam di Jawa pada abad ke-15 dan ke-16, yang menandai akhir dari era kerajaan bercorak Hindu-Budha di Nusantara.

B. Kerajaan Bercorak Islam di Indonesia

Selepas runtuhnya atau kejatuhannya kerajaan-kerajaan bercorak hindu-budha di indonesia, munculah berbagai kerjaan baru dengan menganut sistem islam di Indonesia.

Salah satu aspek yang menonjol dalam sejarah Nusantara adalah munculnya kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam. 

Melalui interaksi perdagangan dan penyebaran dakwah, beberapa kerajaan di Indonesia mengadopsi Islam sebagai bagian dari identitas politik dan sosial mereka. 

Kerajaan Samudera Pasai

Samudera Pasai sering disebut sebagai kerajaan Islam pertama di nusantara. Berdiri pada abad ke-13 di Aceh, kerajaan ini menjadi bukti awal atas masuknya Islam ke Indonesia melalui jalur perdagangan. 

Raja pertamanya adalah Sultan Malik al-Saleh, yang dikenal sebagai penggagas penyebaran Islam yang damai dan menyeluruh di wilayahnya. 

Surat-surat dari raja kepada penguasa lain menunjukkan bagaimana diplomasi dan perdagangan menjadi alat penyebaran Islam.

Samudera Pasai berkembang menjadi pusat belajar dan perdagangan karena letaknya yang strategis di Selat Malaka. Pesantren dan lembaga pendidikan Islam berdiri, menarik ulama dan pelajar dari berbagai penjuru dunia Islam kala itu. 

Bahkan, kerajaan ini mampu mencetak mata uang sendiri yang mencerminkan kemerdekaan serta stabilitas ekonominya. Kesenian dan arsitektur Islam juga berkembang, memberikan warisan yang hingga kini masih bisa dirasakan.

Kesultanan Demak

Beranjak ke Jawa, Kesultanan Demak yang didirikan pada awal abad ke-16 sering dianggap sebagai penerus kerajaan Majapahit dan menjadi titik awal penyebaran Islam di pulau Jawa. 

Radien Patah yang dianggap sebagai pendiri Kesultanan Demak, memainkan peran kunci dalam transisi kekuasaan dari Majapahit ke Demak. 

Berada di bawah pengaruh Wali Songo, kesultanan ini tidak hanya menjadi pusat pemerintahan tapi juga pusat agama.

Demak juga menjadi katalis untuk pembentukan kesultanan-kesultanan Islam lainnya di Jawa, baik melalui jalur perdagangan maupun penaklukan. 

Dalam bidang kebudayaan, Demak dikenal dengan penyebaran agama Islam yang disinkronkan dengan budaya Jawa setempat, sehingga agama baru ini diterima dengan lebih mudah oleh masyarakat. 

Kesultanan Demak juga berhasil memajukan industri perkapalan, yang mendukung kegiatan perdagangan dan penyebaran agama.

Kesultanan Banten

Kesulatanan Banten merupakan salah satu kesultanan penting di Jawa Barat dan pernah menjadi salah satu pelabuhan tersibuk di Indonesia pada masa itu. Didirikan pada pertengahan abad ke-16, Banten cepat tumbuh menjadi pusat perdagangan dan penyebaran Islam di Pulau Jawa. 

Penguasanya, Sultan Maulana Hasanuddin, dikenal sebagai sosok yang bijaksana dan memiliki kebijakan perdagangan yang terbuka.

Sultan membangun masjid serta lembaga-lembaga pendidikan, yang menjadi pusat untuk studi Islam dan berbagai ilmu lainnya. Banten juga mengalami perkembangan dalam bidang sastra, kesenian, dan arsitektur Islam.

Hubungannya dengan negara-negara seperti Turki, India, dan Persia membuat Banten kaya akan pengaruh budaya yang beragam. Sampai saat ini, peninggalan Kesultanan Banten masih bisa dilihat dalam bentuk ruang publik dan arsitektur.

Kesultanan Mataram Islam

Seliarik ke timur, Kesultanan Mataram Islam didirikan pada akhir abad ke-16 oleh Panembahan Senopati. Kesultanan ini berusaha mempersatukan pulau Jawa di bawah pengaruh Islam dan Jawa yang kuat. 

Mataram menjadi simbol kekuatan militer dan keagamaan yang dominan di Jawa selama berabad-abad. Sultan Agung, yang merupakan salah satu sultan terbesar, bahkan mencoba menantang Belanda dengan memblokade Batavia.

Mataram bukan hanya tentang perluasan wilayah, tapi juga tentang penguatan identitas Islam-Jawa. Melalui kebijakan dan karya-karya sastra serta seni, Mataram telah menanamkan nilai-nilai Islam yang bersamaan dengan memelihara tradisi lokal. 

Warisan Mataram sangat besar, terutama dalam bidang kesenian dan budaya, yang hingga hari ini masih menjadi bagian dari identitas Jawa.

Kesultanan Ternate

Beranjak dari atmosfer Jawa ke Maluku, Kesultanan Ternate muncul sebagai salah satu kesultanan terpenting di wilayah timur Indonesia. Berdiri sejak abad ke-13 dan memeluk Islam di abad ke-15, Ternate memainkan peran penting dalam perdagangan rempah-rempah. 

Kesultanan ini dikenal akan angkatan lautnya yang kuat dan memegang peranan utama dalam mengendalikan perdagangan pala dan cengkih.

Kesultanan Ternate, di bawah Sultan Baabullah, mencapai puncak kejayaannya dengan menjalin hubungan diplomatik dengan kerajaan lain dan melebarkan pengaruhnya ke wilayah sekitar. 

Dengan dukungan ulama dan pedagang, Ternate juga menjadi pusat penyebaran Islam di Indonesia timur. Peninggalan kesultanan ini masih terlihat jelas, terutama dalam sistem pemerintahan dan tradisi adat yang masih bertahan hingga sekarang.

Kerajaan Tidore

Bersaingan dengan Ternate, Kerajaan Tidore merupakan satu lagi kekuatan penting di Maluku. Seperti Ternate, Tidore juga berperan dalam perdagangan rempah-rempah dan memeluk Islam yang memperkuat diplomasi dan pengaruhnya di kawasan itu. 

Kerajaan ini membangun aliansi dengan kerajaan Islam lain serta dengan bangsa Eropa yang datang belakangan.

Raja-Raja Tidore memainkan peran sebagai pemimpin adat dan agama, menciptakan sistem pemerintahan yang menyeimbangkan antara tradisi lokal dan prinsip-prinsip Islam. 

Walaupun kerajaannya lebih kecil dibandingkan Ternate, Tidore tetap dikenang sebagai pusat kebudayaan dan keagamaan yang mempromosikan Islam di antara kepulauan Maluku dan sekitarnya.

Kerajaan Gowa

Jauh di Sulawesi, Kerajaan Gowa yang berpusat di Makassar, menjadi kekuatan dominan di wilayah itu dan pada abad ke-16 mulai memeluk Islam. 

Kerajaan ini secara strategis berada di jalur perdagangan yang penting, sehingga menjadi pintu gerbang Islam masuk ke Sulawesi dan wilayah timur Indonesia lainnya. Di bawah Sultan Alauddin, Gowa menikmati masa kejayaan dengan ekspansi wilayah dan pengaruh.

Pengaruh kerajaan menguat dengan adanya penyebaran Islam yang diiringi oleh peningkatan dalam bidang ilmu pengetahuan, perdagangan, dan hubungan internasional. 

Gowa dikenal karena toleransinya terhadap berbagai budaya dan agama, meskipun Islam adalah agama dominan. Kejatuhan Gowa ditandai dengan Perjanjian Bongaya, tetapi warisan sejarah dan kultur Islamnya tetap bertahan hingga kini.

Kesimpulan

Materi IPAS Kelas 4 Bab 5 menawarkan sebuah perjalanan menelusuri waktu dimana siswa diajak untuk mengenal lebih dekat dengan cerita dan sejarah daerah masing-masing. 

Materi ini sangat penting karena tidak hanya tentang menghafal fakta dan tanggal, namun lebih kepada memahami dan merasakan nilai serta pesan yang diwariskan oleh para pendahulu. 

Cerita tentang daerah masing-masing menjadi sarana untuk membangun karakter siswa yang cinta akan sejarah dan lingkungannya, serta mendorong mereka untuk berkontribusi positif dalam pembangunan dan kemajuan daerah di masa depan.

Melalui pembelajaran ini, diharapkan siswa dapat mengembangkan rasa bangga dan cinta tanah air yang mendalam. 

Mengenal sejarah bukanlah sekadar kewajiban akademik, tetapi merupakan bagian dari pembentukan identitas sebagai bangsa yang besar dengan kekayaan budaya dan sejarah yang luar biasa. 

Mari kita sama-sama menggali dan mempelajari lebih lanjut tentang cerita-cerita indah dari daerah kita, dan menjadi bagian dari generasi yang menghargai serta menjaga warisan tersebut untuk generasi yang akan datang.

Referensi:
  1. Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial untuk SD Kelas IV - https://static.buku.kemdikbud.go.id/content/pdf/bukuteks/kurikulum21/IPAS-BS-KLS-IV.pdf
  2. Sejarah Indonesia Masa Hindu Budha -https://staffnew.uny.ac.id/upload/132319840/pendidikan/sejarah-indonesia-hindu-budha.pdf
  3. Sejarah Kerajaan Kutai,Tokoh dan Masa Kejayaannya - https://fahum.umsu.ac.id/sejarah-kerajaan-kutaitokoh-dan-masa-kejayaannya/
  4. Sejarah Kerajaan Tarumanegara: Raja dan Peninggalannya - https://fahum.umsu.ac.id/sejarah-kerajaan-tarumanegara-raja-dan-peninggalannya/
  5. Sejarah Kerajaan Sriwijaya dan Peninggalan Kerajaan - https://fahum.umsu.ac.id/sejarah-kerajaan-sriwijaya-dan-peninggalan-kerajaan/
  6. Kerajaan Kadiri - https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Kerajaan_Kadiri
  7. Sejarah Kerajaan Kalingga - https://sma13smg.sch.id/materi/sejarah-kerajaan-kalingga/
  8. Kerajaan Singasari: Sejarah, Raja dan Peninggalan Kerajaanya - https://fahum.umsu.ac.id/kerajaan-singasari-sejarah-raja-dan-peninggalan-kerajaannya/
  9. Sejarah Kejayaan Majapahit - https://direktorimajapahit.id/halaman/sejarah-kerajaan-majapahit
  10. Penyebaran Islam di Indonesia, Sejarah dan Metode Penyebarannya - https://uici.ac.id/penyebaran-islam-di-indonesia-sejarah-dan-metode-penyebarannya/
  11. Sejarah kerajaan Samudera Pasai - https://edeposit.perpusnas.go.id/collection/sejarah-kerajaan-samudera-pasai-sumber-elektronis/50532
  12. Kerajaan Demak: Kerajaan Islam Pertama di Jawa - https://an-nur.ac.id/blog/kerajaan-demak-kerajaan-islam-pertama-di-jawa.html
  13. Sejarah Kerajaan Banten #1 - https://edeposit.perpusnas.go.id/collection/sejarah-kerajaan-banten-1-sumber-elektronis/50222
  14. Kerajaan Mataram Islam dan Peranannya (1577-1681) - https://www.stiqisykarima.ac.id/id/2020/07/17/kerajaan-mataram-islam-dan-peranannya-1577-1681/
  15. Kesultanan Ternate DAN Tidore | Rusdiyanto | Aqlam - https://journal.iain-manado.ac.id/index.php/AJIP/article/view/631
  16. Kesultanan Gowa: Sejarah dan Kejayaan Kerajaan Makass - https://an-nur.ac.id/blog/kesultanan-gowa-sejarah-dan-kejayaan-kerajaan-makass.html

Posting Komentar untuk "Materi IPAS Kelas 4 Bab 5: Cerita Tentang Daerahku"